Selasa, 10 Januari 2017

TUGAS ARSITEKTUR & LINGKUNGAN 2

PENGERTIAN ARSITEKTUR BIOKLEMATIK

Arsitektur bioklimatik adalah suatu pendekatan yang mengarahkan arsitek untuk mendapatkan penyelesaian desain dengan memperhatikan hubungan antara bentuk arsitektur dengan lingkungannya dalam kaitanyan iklim daerah tersebut. Pada akhirnya bentuk arsitektur yang dihasilkan juga dipengaruhi oleh budaya setempat, dan hal ini akan berpengaruh pada ekspresi arsitektur yang akan ditampilakan dari suatu bangunan, selain itu pendekatan bioklimtaik akan mengurangi ketergantungan karya arsitektur terhadap sumber – sumber energi yang tidak dapat dipengaruhi.

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR BIOKLEMATIK

Perkembangan Arsitektur Bioklimatik berawal dari 1960-an. Arsitektur Bioklimatik merupakan arsitektur modern yang dipengaruhi oleh iklim. Arsitektur bioklimatik merupakan pencermian kembali arsitektur Frank Loyd Wright yang terkenal dengan arsitektur yang berhubungan dengan alam dan lingkungan dengan prinsip utamanya bahwa didalam seni membangun tidak hanya efisiensinya saja yang dipentingkan tetapi juga ketenangannya, keselarasan, kebijaksanaan, kekuatan bangunan dan kegiatan yang sesuai dengan bangunannya

Unik, Menara ini Dibangun dari Jamur!
JAKARTA – Jika selama ini bangunan kerap menggunakan batu bata dari tanah liat yang dibakar, baru-baru ini seorang arsitek bernama David Benjamin menguji coba penerapan batu bata terbuat dari jamur untuk sebuah bangunan.
Seperti dilansir dari inhabitat.com, dikabarkan latar belakang David membuat bangunan berbahan batu bata jamur adalah untuk mengetahui seberapa kuat dan besar pengaruh sistem Biotektur terhadap lingkungan sekitar. Jenis jamur yang digunakan sebagai material utama batu bata adalah akar miselium. Menurut David akar-akar jamur miselium memiliki kelebihan antara lain, kuat, tahan lama, dan tahan air.
Tidak hanya itu, menurut David batu bata yang terbuat dari unsur tanaman atau hasil pertanian khususnya miselium, batang jagung, rami dinilai mampu tumbuh menjadi benda padat, dengan rentan waktu sekitar lima hari tanpa energi tambahan.
Batu bata yang terbuat dari jenis jamur miselium (inhabitat.com)

Uniknya lagi, tanaman-tanaman tersebut dapat dikomposkan pada akhir pemasangan. Sehingga, mudah diperbaharui kembali. Saat ditanya apakah ada kesulitan dalam pemasangan, David menjawab tidak begitu sulit, hanya saja diperlukan keseriusan saat mengubah variabel seperti rasio bahan dan waktu tumbuh bangunan. “Target kami membangun gedung ini sekitar tiga bulan, sehingga kami harus berpikir bagaimana agar batu bata tetap mudah untuk menyesuaikan bahan untuk struktur permanen. Untuk itu kami mensiasatinya menggunakan sensor digital dan actuator,” ujar David. Menurut David, batu bata yang terbuat dari jamur dapat memberikan suasana sejuk, sehingga dapat mengurangi siklus karbon yang dihasilkan oleh CO2.

 Bagian interior bangunan (inhabitat.com)

Jadi, dapat dibayangkan, bagi siapapun yang ada di dalam bangunan tersebut, akan merasa dingin dan dapat mendukung pola hidup sehat. David juga menambahkan, sistem biologis memiliki sifat yang menakjubkan seperti adaptasi, proses alami yang baik, serta regenerasi. Jadi, diharapkan semua bangunan modern, bisa secara radikal dapat mengubah cara hidup manusia. Bangunan yang diuji cobakan ini merupakan sebuah museum yang diberi nama Hy-Fi Tower yang berlokasi di New York, Amerika Serikat.

















Tampilan fasad bangunan, terlihat seperti berongga. (inhabitat.com)


Bangunan ini tidak memiliki ruang yang banyak. Melainkan hanya dibangun tinggi menjualang. Batu bata disusun penuh di sekeliling bangunan. Berbeda dengan bangunan-bangunan pada umumnya, dimana batu bata dipasang sangat rekat dan dilakukan furnish menggunakan cat, tetapi Hy-Fi Tower didesain dengan sedikit berongga atau seluruh batu bata tidak disusu rekat.
Sumber : http://www.rumah.com/berita-properti/2016/9/134681/batu-bata-dari-jamur-sebagai-bahan-bangunan




PENGARUH ARSITEKTUR BIOKLEMATIK PADA MENARA HY-FI


Jamur yang kerap digunakan utk bahan makanan, rupanya bisa dijadikan material batu bata utk bangunan. Jika selama ini bangunan kerap menggunakan batu bata dari tanah liat yang dibakar, baru-baru ini seorang arsitek bernama David Benjamin menguji coba penerapan batu bata yang terbuat dari jamur utk sebuah bangunan. David ingin tahu seberapa kuat batu bata yang terbuat dari jamur tersebut dan pengaruhnya terhadap lingkungan sekitar. Uniknya, batu bata ini tak dibuat melainkan ditumbuhkan. Campuran batang jagung, rami, dan jamur miselium, yang memiliki akar yang kuat, dimasukkan ke dalam sebuah cetakan.

Dalam lima hari, cetakan tersebut menjadi padat & siap digunakan. Miselium ngga cuma kuat, tapi juga tahan lama & tahan air. Karena bahannya yang organik, batu bata ini bisa diubah menjadi kompos saat tak lagi diperlukan. David juga menjelaskan bahwa pemasangan batu bata ini tak begitu sulit. Menara yang dibuat David diprediksi bisa bertahan selama tiga bulan, tetapi tak menutup kemungkinan bahan ini digunakan utk bangunan permanen. “Tetapi seharusnya takkan sulit untuk menjadikan material ini bisa digunakan untuk bangunan permanen. Tinggal mengubah variabelnya, sepeti rasio bahan baku, waktu penumbuhan,” Hy-Fi hanya bangunan yang dibentuk untuk menguji coba batu bata dari jamur ini, sehingga di dalamnya tidak terdapat ruangan-ruangan. Melainkan hanya dibangun tinggi menjualang. Batu bata disusun penuh di sekeliling bangunan. Berbeda dengan bangunan-bangunan pada umumnya, dimana batu bata dipasang sangat rekat dan dilakukan furnish menggunakan cat, tetapi Hy-Fi Tower didesain dengan sedikit berongga atau seluruh batu bata tidak disusu rekat. Proyek pembangunan gedung ini diklaim mampu mengurangi emisi karbon mendekati nol," kata David, seperti yang dikutip dari Dezeen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar