Tak Mau Kalah dari Brasil, Indonesia Juga Punya
Kampung Warna Warni
Indonesia pun tak mau ketinggalan, sebuah permukiman di Malang,
Jawa Timur bernama Kampung Jodipan telah dihiasi banyak warna-warni seperti
favelas di Rio de Janeiro dan di La Trinidad. Para warga kampung warna-warni
yang berada di pinggiran aliran Sungai Brantas ini kemudian diapresiasi
pemerintah lantaran telah berhasil mempercantik permukimannya sambil terus
menjaga kebersihan sungai.
Kampung
Warna Warni Jodipan, Malang, Jawa Timur
"Ini salah satu contoh kampung yang berkembang," ucap
Menteri Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, dalam siaran pers yang
diterima Kompas.com, Jumat (23/9/2016). Basuki menilai
bahwa kawasan permukiman di pinggir sungai tak selamanya harus berkonotasi
negatif dan dianggap sebagai kawasan kumuh. Selama tidak menyalahi peraturan
yang ada, kawasan permukiman di pinggir sungai dianggap Basuki bisa dijadikan
sebagai kawasan wisata. "Iya, memungkinkan kawasan pinggir sungai
dijadikan kawasan wisata. Itu di banjir kanal barat Semarang ada ampli
teaternya, ya syaratnya bangunan yang tidak permanen mestinya," tambahnya.
Kendati begitu, Basuki menegaskan bahwa pihaknya bersama dengan Perum Jasa
Tirta akan melakukan evaluasi ulang dalam bentuk rekomendasi terhadap semua
permukiman yang berada di pinggiran Sungai Brantas. Dari hasil evaluasi
sementara yang dilakukan Basuki, Kampung Warna-Warni Jodipan masih belum
menyalahi aturan petunjuk batas minimal dasar bangunan di daerah rawan banjir.
"Ini saya cek, masih di batas banjir tertinggi, ini nanti akan dievaluasi
lagi, dengan jasa tirta dan UMM (Universitas Muhammadiyah Malang) sebagai
penggagas kampung ini," ungkapnya. Pihak Kampung Warna-Warni Jodipan pun
berharap agar pemerintah bisa memberikan bantuan terkait sanitasi untuk tempat
tinggalnya. "Harapan kami semua masyarakat disini punya semacam IPAL
terpadu, seperti septic tank terpadu jadi limbah yang keluar tinggal airnya
saja. Jadi tidak ada limbah tinja ke sungai, ini harapan kami," pungkas
Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Kampung Jodipan Rosyidi.
Sumber:http://properti.kompas.com/read/2016/09/24/095831221/tak.mau.kalah.dari.brasil.indonesia.juga.punya.kampung.warna.warni
Pengaruh posotif Kampung Warna Warni terhadap
lingkungan arsitektur
Alih-alih menggusur atau menghancurkan permukiman tersebut,
masyarakat justru menghias permukiman dengan warna-warna terang dan mencolok
agar terlihat lebih cantik. Ide ini berawal dari mahasiswi yang mendapatkan tugas praktikum
public relation 2 dari dosennya lalu muncullah ide brilliant untuk menyulap
kawasan kumuh ini menjadi penuh warna.
Dengan mengusung konsep "Decofresh Warnai Jodipan"
Dinni Anggraeni, mahasiswa semester 6 Public Relations Jurusan Ilmu Komunikasi
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang merupakan salah satu penggagas ide
Kampung Warna-warni itu mengatakan, terbentuknya kampung tersebut terinspirasi
dari kampung yang ada di Rio De Janeiro, Brazil, warna-warni temboknya menjadi
kampung itu berbeda.
Apalagi lokasinya unik di bantaran sungai, rumah-rumah
berdiri sesuai kontur tanah sehingga seperti bersusun. Hal ini menjadi daya tarik karena view-nya bisa
dinikmati masyarakat yang melewati jembatan Buk Glodok. Dengan kondisi saat
ini, banyak wisatawan lokal datang. Mereka masuk ke kampung itu untuk mencari
spot selfie. Dulu kedua kampung tersebut masuk dalam kategori kampung
kumuh. Tetapi saat ini, kedua kampung itu sudah menjadi salah satu destinasi
wisata di Kota Malang. Ini menunjukkan tingkat kepedulian yang sangat besar
sekali dari masyarakat sekitar Kampung Warna-Warni.
Melihat keindahan
yang dulunya kumuh dan jorok sekarang menjadi tujuan wisatawan nasional dan
internasional. Karena sudah ada wisatawan asing yang kesini, pengecatan merupakan keinginan warga mengubah
penampilan kampung. Setuju atau tidak permukiman di bantaran sungai akan selalu
dipandang sebagai kawasan kumuh, tetapi karena ide kreatifnya kawasasan yang
biasanya kumuh ini menjadi daya tarik sendiri di malang saat ini.
"Meski tidak
terbuktikan, kalau kumuh. Anda bisa melihat sendiri. Apalagi kini sudah
berganti warna baru yang bagus, Sayangnya, perubahan pada warna dinding serta
genting permukiman di bawah jembatan Kali Brantas hanya dilakukan di sisi
selatan aliran sungai. Padahal, pemukiman cukup padat di kawasan tersebut, baik
di sisi utara sungai maupun sebelah barat jembatan, oleh sebab itu akan lebih
baik jika perubahan dilakukan di kedua sisi aliran sungai tersebut
HM
Anton, mengatakan, penambahan lampu hemat energi di kampung wisata itu akan
dibantu Kementerian Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM). “Lampu yang akan
diperbantukan adalah lampu hemat energi yang menggunakan tenaga surya, Rencananya, bantuan untuk lampu tidak saja ditempatkan
di kampung warna-warni melainkan beberapa titik jalan.
Harapan semua masyarakat disana punya semacam IPAL terpadu,
seperti septic tank terpadu jadi limbah yang keluar tinggal airnya saja. Jadi
tidak ada limbah tinja ke sungai, ini harapan kami," karena masyarakat
sekitar mulai menyadari betapa pentingnya sungai pungkas Ketua Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Kampung Jodipan Rosyidi karena masyarakat
sekitar mulai menyadari betapa pentingnya sungai. Hal semacam ini harus
dijadikan cotoh yang baik agar maysarakat yang selama ini tinggal di sekitar
sungai bisa lebih peduli dengan dampak buruk yang terjadi akibat membuang
limbah ke sungai.
Dulu
kedua kampung tersebut masuk dalam kategori kampung kumuh. Tetapi saat ini,
kedua kampung itu sudah menjadi salah satu destinasi wisata di Kota Malang. "Ini
menunjukkan tingkat kepedulian yang sangat besar sekali. Melihat keindahan yang
dulunya kumuh dan jorok sekarang menjadi tujuan wisatawan nasional dan internasional.
Karena sudah ada wisatawan asing yang kesini, semoga dengan adanya kampung ini
bisa menjadi panutan di kampung-kampung lain agar pandangan kumuh yang biasanya
di sekitar sungai bisa berubah menjadi daya tarik sendiri seperti kampung
warna-warni ini sendiri.
Meskipun
masih banyak yang harus dibenahi di kampung warna-warni tetapi hal semacam ini
bisa di jadikan panutan yang baik, sebab bisa dijadikan teladan di kota-kota
lain. bagaimana pun sungai yang biasanya menjadi punggung kota bisa berubah
menjadi view utama dari kota itu sendiri, jika makin banyak kota yang
menerapkan hal ini maka sungai yang biasanya berwana keruh ini bisa menjadi
bening lagi hal ini bisa membantu mengurangi pencemaran yang biasa terjadi
akibat banyaknya masyarakat yang tidak peduli dengan sungai yang ada disekitar
mereka.
I
Tidak ada komentar:
Posting Komentar