Selasa, 10 Januari 2017

TUGAS ARSITEKTUR & LINGKUNGAN 1

Tak Mau Kalah dari Brasil, Indonesia Juga Punya Kampung Warna Warni

Indonesia pun tak mau ketinggalan, sebuah permukiman di Malang, Jawa Timur bernama Kampung Jodipan telah dihiasi banyak warna-warni seperti favelas di Rio de Janeiro dan di La Trinidad. Para warga kampung warna-warni yang berada di pinggiran aliran Sungai Brantas ini kemudian diapresiasi pemerintah lantaran telah berhasil mempercantik permukimannya sambil terus menjaga kebersihan sungai.
Kampung Warna Warni Jodipan, Malang, Jawa Timur



"Ini salah satu contoh kampung yang berkembang," ucap Menteri Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (23/9/2016). Basuki menilai bahwa kawasan permukiman di pinggir sungai tak selamanya harus berkonotasi negatif dan dianggap sebagai kawasan kumuh. Selama tidak menyalahi peraturan yang ada, kawasan permukiman di pinggir sungai dianggap Basuki bisa dijadikan sebagai kawasan wisata. "Iya, memungkinkan kawasan pinggir sungai dijadikan kawasan wisata. Itu di banjir kanal barat Semarang ada ampli teaternya, ya syaratnya bangunan yang tidak permanen mestinya," tambahnya. Kendati begitu, Basuki menegaskan bahwa pihaknya bersama dengan Perum Jasa Tirta akan melakukan evaluasi ulang dalam bentuk rekomendasi terhadap semua permukiman yang berada di pinggiran Sungai Brantas. Dari hasil evaluasi sementara yang dilakukan Basuki, Kampung Warna-Warni Jodipan masih belum menyalahi aturan petunjuk batas minimal dasar bangunan di daerah rawan banjir. "Ini saya cek, masih di batas banjir tertinggi, ini nanti akan dievaluasi lagi, dengan jasa tirta dan UMM (Universitas Muhammadiyah Malang) sebagai penggagas kampung ini," ungkapnya. Pihak Kampung Warna-Warni Jodipan pun berharap agar pemerintah bisa memberikan bantuan terkait sanitasi untuk tempat tinggalnya. "Harapan kami semua masyarakat disini punya semacam IPAL terpadu, seperti septic tank terpadu jadi limbah yang keluar tinggal airnya saja. Jadi tidak ada limbah tinja ke sungai, ini harapan kami," pungkas Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Kampung Jodipan Rosyidi.
Sumber:http://properti.kompas.com/read/2016/09/24/095831221/tak.mau.kalah.dari.brasil.indonesia.juga.punya.kampung.warna.warni



Pengaruh posotif Kampung Warna Warni terhadap lingkungan arsitektur


Alih-alih menggusur atau menghancurkan permukiman tersebut, masyarakat justru menghias permukiman dengan warna-warna terang dan mencolok agar terlihat lebih cantik. Ide ini berawal dari  mahasiswi yang mendapatkan tugas praktikum public relation 2 dari dosennya lalu muncullah ide brilliant untuk menyulap kawasan kumuh ini menjadi penuh warna.
Dengan mengusung konsep "Decofresh Warnai Jodipan" Dinni Anggraeni, mahasiswa semester 6 Public Relations Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang merupakan salah satu penggagas ide Kampung Warna-warni itu mengatakan, terbentuknya kampung tersebut terinspirasi dari kampung yang ada di Rio De Janeiro, Brazil, warna-warni temboknya menjadi kampung itu berbeda.
Apalagi lokasinya unik di bantaran sungai, rumah-rumah berdiri sesuai kontur tanah sehingga seperti bersusun. Hal ini  menjadi daya tarik karena view-nya bisa dinikmati masyarakat yang melewati jembatan Buk Glodok. Dengan kondisi saat ini, banyak wisatawan lokal datang. Mereka masuk ke kampung itu untuk mencari spot selfie. Dulu kedua kampung tersebut masuk dalam kategori kampung kumuh. Tetapi saat ini, kedua kampung itu sudah menjadi salah satu destinasi wisata di Kota Malang. Ini menunjukkan tingkat kepedulian yang sangat besar sekali dari masyarakat sekitar Kampung Warna-Warni.
Melihat keindahan yang dulunya kumuh dan jorok sekarang menjadi tujuan wisatawan nasional dan internasional. Karena sudah ada wisatawan asing yang kesini, pengecatan merupakan keinginan warga mengubah penampilan kampung. Setuju atau tidak permukiman di bantaran sungai akan selalu dipandang sebagai kawasan kumuh, tetapi karena ide kreatifnya kawasasan yang biasanya kumuh ini menjadi daya tarik sendiri di malang saat ini.
 "Meski tidak terbuktikan, kalau kumuh. Anda bisa melihat sendiri. Apalagi kini sudah berganti warna baru yang bagus, Sayangnya, perubahan pada warna dinding serta genting permukiman di bawah jembatan Kali Brantas hanya dilakukan di sisi selatan aliran sungai. Padahal, pemukiman cukup padat di kawasan tersebut, baik di sisi utara sungai maupun sebelah barat jembatan, oleh sebab itu akan lebih baik jika perubahan dilakukan di kedua sisi aliran sungai tersebut
HM Anton, mengatakan, penambahan lampu hemat energi di kampung wisata itu akan dibantu Kementerian Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM). “Lampu yang akan diperbantukan adalah lampu hemat energi yang menggunakan tenaga surya, Rencananya, bantuan untuk lampu tidak saja ditempatkan di kampung warna-warni melainkan beberapa titik jalan.
Harapan semua masyarakat disana punya semacam IPAL terpadu, seperti septic tank terpadu jadi limbah yang keluar tinggal airnya saja. Jadi tidak ada limbah tinja ke sungai, ini harapan kami," karena masyarakat sekitar mulai menyadari betapa pentingnya sungai pungkas Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Kampung Jodipan Rosyidi karena masyarakat sekitar mulai menyadari betapa pentingnya sungai. Hal semacam ini harus dijadikan cotoh yang baik agar maysarakat yang selama ini tinggal di sekitar sungai bisa lebih peduli dengan dampak buruk yang terjadi akibat membuang limbah ke sungai.
Dulu kedua kampung tersebut masuk dalam kategori kampung kumuh. Tetapi saat ini, kedua kampung itu sudah menjadi salah satu destinasi wisata di Kota Malang. "Ini menunjukkan tingkat kepedulian yang sangat besar sekali. Melihat keindahan yang dulunya kumuh dan jorok sekarang menjadi tujuan wisatawan nasional dan internasional. Karena sudah ada wisatawan asing yang kesini, semoga dengan adanya kampung ini bisa menjadi panutan di kampung-kampung lain agar pandangan kumuh yang biasanya di sekitar sungai bisa berubah menjadi daya tarik sendiri seperti kampung warna-warni ini sendiri.

Meskipun masih banyak yang harus dibenahi di kampung warna-warni tetapi hal semacam ini bisa di jadikan panutan yang baik, sebab bisa dijadikan teladan di kota-kota lain. bagaimana pun sungai yang biasanya menjadi punggung kota bisa berubah menjadi view utama dari kota itu sendiri, jika makin banyak kota yang menerapkan hal ini maka sungai yang biasanya berwana keruh ini bisa menjadi bening lagi hal ini bisa membantu mengurangi pencemaran yang biasa terjadi akibat banyaknya masyarakat yang tidak peduli dengan sungai yang ada disekitar mereka.
I

Tidak ada komentar:

Posting Komentar